Minggu, 30 – 03 – 2008
Matahari pagi mulai menampakkan sinarnya. Aku berniat untuk bersepedahan dan pada saat dilampu merah tiba-tiba aku merasakan sesuatu dari arah kiri tiba-tiba aku melihat sesosok cewek yang mungkin aku kenal. Setelah aku perhatikan ternyata itu ratih cewek yang aku sukai selama ini. Tapi seperti biasanya aku tetap saja tidak berani untuk mendatangi dia. Kenapa rasa malu ini tidak bisa hilang dalamdiri aku. Apakah ada cara yang ampuh untuk menghilangkan rasa amlu ini yang melekat dihati aku???
Jum’at, 04 – 04 – 2008
Setelah jum’atan aku terkejut dengan datangnya sms dari chintia. Tapi, dia sms aku Cuma maim au Tanya pelajaran besok. Lalu, kami salinh smsan seperti biasa dan tiba – tiba dia bilang bahwa regar anak 9G yang ompong itu ternyata juga suka sama ratih. Aku terkejut, ternyata misteri selama ini terungkap juga. Misterinya yaitu: dia tu kalau bertemu aku bawaannya sinis melulu sampai – sampai aku dikasih kata – kata yang kotor. Tapi biarlah tuhan yang membalasnya. Tapi, aku ragu juga apakah dia bisa menjadikan ratih sebagai pacarnya. Padahal aku saja yang seperti ini belum bisa lo mendapatkan ratih.
Rabu, 16 – 04 – 2008
Saat pagi menjelang, saat pelajaran seni selesai tiba – tiba cintia menghampiriku dan bilang “selamat ya, abi”. Aku bingung maksudnya apa dia bilang gitu k’aku padahal aku tidak pernah melakukan apa – apa. Tapi, saat pelajaran mate selesai tiba – tiba temanku bilang “abi sama yanti, bu”. Ada sahutan datang “ada fotonya, bu”. Langsung jantung yang tadi berdetak biasa tiba – tiba mendadak kencang, tubuh yang biasa mendadak panas, dan wajah menjadi merah seperti orang lagi marah. Betapa tidak?
Setiap orang kalau digitukan pasti akan merasa marah. Apalagi itu dipelajaran bu tyas. Lalu, itu dibuat becanda oleh bu tyas. Dia juga bilang “ntar dibesarin aja fotonya biar jelas”. Dan waktunya clinic cleaning dimulai. Lalu, aku duduk didepan kelas. Temanku menasehati aku dan perasaanku menjadi agak tenang. Tapi, sebelum itu aku tau kalau teman dekatku juga suka sama yanti. Buktinya saja aku diomongin sama temanku yang lain sebagai pengkianat oleh teman dekatku itu. Bagaimana nasib yanti ya?
Saking terkejutnya sampai – sampai dia menangis. Setelah itu dia coret – coret bukunya saking setresnya. Dan ntar kalau sempat aku ingin bilang kerian kalau aku hanya menganggap yanti sebagai teman biasa aja. Setelah pulang sekolah aku menjelaskannya kepada rian untung dia bisa mengerti dan akhirnya bebanku berkurang. Aku bisa menghadapi hari esok dengan ceria.
Minggu, 03 Mei 2009
Rasa malu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar